Download eBook Gratis - Memahami Bahasa Wanita: Panduan untuk para Lelaki - Alan & Barbara Pease
Mengapa wanita suka menangis untuk mendapatkan keinginannya? Mengapa wanita berkeras untuk terus membicarakan suatu pokok masalah tertentu sampai mati? Mengapa wanita cerewet? Mengapa wanita tidak lebih sering berinisiatif dalam urusan seks?
Buku ini mengupas pertanyaan-pertanyaan besar “yang perlu diketahui” yang selama ini selalu mengganggu pikiran para pria tatkala mereka bangun seorang diri pada pagi hari atau tatkala pasangan wanitanya sudah tidak mau lagi mengajaknya bicara. Dengan bantuan sains, kini dapat diterangkan mengapa wanita banyak berbicara, sering ’berputar-putar’, ingin tahu sampai mendetail tentang setiap orang yang ada di sekelilingnya dan jarang mengambil inisiatif dalam urusan seks.
Mengapa wanita suka menangis untuk mendapatkan keinginannya? Mengapa wanita berkeras untuk terus membicarakan suatu pokok masalah tertentu sampai mati? Mengapa wanita cerewet? Mengapa wanita tidak lebih sering berinisiatif dalam urusan seks?
Buku ini mengupas pertanyaan-pertanyaan besar “yang perlu diketahui” yang selama ini selalu mengganggu pikiran para pria tatkala mereka bangun seorang diri pada pagi hari atau tatkala pasangan wanitanya sudah tidak mau lagi mengajaknya bicara. Dengan bantuan sains, kini dapat diterangkan mengapa wanita banyak berbicara, sering ’berputar-putar’, ingin tahu sampai mendetail tentang setiap orang yang ada di sekelilingnya dan jarang mengambil inisiatif dalam urusan seks.
Seorang wanita mencemaskan tentang masa depannya hingga dia memperoleh seorang suami. Seorang pria tidak pernah mencemaskan tentang masa depannya hingga dia memperoleh seorang istri.
Kaum wanita pun saat ini juga mengalami dilema. Feminisme pada awalnya adalah sebuah cara untuk menyampaikan adanya ketidaksetaraan antara pria dan wanita dan ia menjanjikan kebebasan kepada kaum wanita dari rantai yang selama ini mengikat mereka di dapur, sumur dan kasur.
Pada hari ini, sekitar 50% kaum wanita di dunia Barat bekerja— baik mereka pernah menginginkannya ataupun tidak. Di Inggris, satu di antara lima keluarga kepala rumah tangganya adalah seorang wanita lajang, sedangkan satu di antara lima puluh keluarga oleh seorang pria lajang. Wanita-wanita tersebut kini diharapkan berperan sebagai ibu, ayah, dan pemberi nafkah. Kini kaum wanita mulai terserang sariawan, bisulan, serangan jantung dan menderita penyakit-penyakit yang berhubungan dengan stress, sebagaimana halnya biasa dialami oleh kaum pria.