Penulis : Kate Ludeman & Eddie Erlandson
Terbit : Mei 2008 ( Edisi Terjemahan )
Judul Asli : Alpha Male Syndrome
Bahasa : Indonesia
Sinopsis : Buku Alpha Male Syndrome adalah buku kepemimpinan yang bukan berbasiskan spiritual dan lebih menyoroti kepemimpinan dari segi mental-psikologis. Namun, apakah lantas buku ini kurang menarik ?
Buku ini mengupas detail-detail kekuatan dan kelemahan pria dan wanita alfa berikut tes-tes pengukurnya. Ludeman dan Erlandson juga memberikan saran-saran praktis pengoptimalan kualitas alfa dan minimalisasi kelemahannya. Bagi Anda yang bertipe alfa, hasil-hasil riset ini sungguh membantu dalam memperbaiki diri ataupun melestarikan kesuksesan. Bagi Anda yang bekerja dengan kaum alfa, buku ini membekali Anda setumpuk cara menyikapi perilaku mereka.
Salah satu keunggulan buku ini memang adalah diikutsertakannya pembahasan terhadap banyak contoh kasus dari berbagai pemimpin perusahaan di berbagai industri Contoh dari kasus-kasus terkenal yang ditangani pengarang buku ini adalah Michael Dell (Dell) dan Meg Whitman (eBay). Selain itu, buku ini memiliki sasaran pembaca yang luas. Sasaran pertama adalah mereka yang memang memiliki kualitas alpha, baik kaum alpha yang belum menjadi atasan maupun kaum alpha yang sudah menduduki posisi atasan di perusahaan supaya mereka bisa memperbaiki diri. Sasaran kedua adalah bagi bawahan kaum alpha itu sendiri supaya mereka bisa mendapatkan cara menghadapi bos alpha.
Keunggulan lainnya, seperti disebut sebelumnya, adalah diberikannya kategorisasi alpha beserta tes-tes pengukurnya. Menurut pengarang, ada empat kategori alpha: komandan (commander), visioner (visionary), strategis (strategist), dan pelaksana (executor) yang masing-masing memiliki kelebihan yang, jika tidak dikelola, hanya akan merusak dan menjadi kelemahan (liabilities). Komandan misalnya tegas, pandai memotivasi, tapi seringkali kasar. Visioner itu kreatif, berpandangan jauh ke depan, tapi sering tidak realistis dan menganggap penentang visinya sebagai musuh. Strategis itu rasional, berbicara hanya berdasarkan fakta dan data, tapi sering dingin dan merasa diri lebih pintar (intellectual bully) serta tahu segalanya. Eksekutor sangat pandai melakukan pekerjaan dengan detil dan cermat, tapi sering tidak bisa melakukan pendelegasian (micromanage). Berbekal kategorisasi teknis ini, para pembaca diajak untuk memperbaiki kualitas alpha-nya supaya bisa lebih konstruktif bagi perusahaan.
Bagi saya yang lebih menarik lagi adalah kategorisasi ini sebenarnya bisa diaplikasikan untuk meneropong dunia perpolitikan. Sukarno misalnya adalah seorang alpha komandan dengan sub-alpha visioner dan Hatta adalah alpha visioner dengan sub-alpha strategis. Suharto adalah alpha tipe eksekutor. Gus Dur adalah seorang alpha visioner. SBY adalah alpha komandan dengan sub-alpha strategis, sedangkan Jusuf Kalla adalah alpha eksekutor.
Klik icon "download" untuk mengunduh file.