Penulis : Baidaba ( Filosof India Abad ke 3 Masehi )
Terbit : Maret 2004 ( Cetakan Pustaka Hidayah )
Judul Asli Bahasa Arab : Kalilah wa Dimnah
File Type : PDF dan DJVU
Bahasa : Indonesia
Sinopsis : Hikayat Kalilah dan Dimnah ditulis oleh Baidaba yang kemudian disalin ke dalam bahasa Arab oleh Ibnu Muqaffa, tanpa mengubah inti arti karya aslinya, barulah cerita ini tersebar luas mengikuti penyebaran agama Islam. Ia menyisipkan cerita-cerita berbingkai di dalam karya tersebut. Menurut Bahnud Ibn Sahwan atau dikenal dengan Ali bin Syah al-Farisi, tujuan Baidaba membuat karya Kalilah Wa Dimnah adalah atas permintaan raja Dabsyalim dan untuk dipersembahkan kepada raja Dabsyalim, raja India pada abad ke-3 SM. Setelah karya ini selesai dibuat selama beberapa kurun waktu. Baginda raja Dabsyalim bermaksud memberi penghargaan terhadapnya namun ia menolak untuk menerima imbalan tersebut. Namun permintaannya kepada sang raja adalah agar sang raja bisa menjaga dan menyimpan dengan baik kitab karyanya tersebut agar tidak ada yang mengambilnya.
Pada pertengahan abad VI atau tepatnya 672 M, Persia dipimpin raja yang bernama Anusirwan Ibnu Qudaba. Ia mendengar bahwa di India ada karya Kalilah Wa Dimnah yang terkenal atau masyhur. Karena Ia adalah orang termasuk suka terhadap ilmu pengetahuan maka timbul dalam hatinya berambisi untuk memilikinya. Akhirnya Ia memerintahkan Barzawy (seorang dokter istana dan orang kepercayaannya) untuk pergi ke India, mengambil dan membawa kitab itu ke hadapannya. Rencananya itu berhasil. Barzawy dapat membawa manuskrip itu kepada raja dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Persia atau bahasa Pahlewi. Kemudian teks ini hilang, namun untungnya teks ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Syiria, sehingga melalui inilah karya Ibnu al-Muqoffa’ diterjemahkan dalam bahasa Arab sehingga sampai sekarang bisa kita baca. Kitab ini ditulis berdasarkan teks sansekerta berjudul pancatranta. Teks aslinya, pertama kali diterjemahkan ke dalam Bahasa Tibet. Teks asli dalam bahasa Sanskrit hilang dan tidak pernah diketemukan. Dan kemudian teks dalam bahasa Tibet pun juga hilang. Yang dijumpai adalah teks yang terdiri dari lima bagian yang disebut pancatranta, padahal sebelumnya terdiri dari tujuh bagian. Teks yang tidak lengkap inilah yang kemudian banyak diterjemahkan ke dalam bahasa India.
Didalam cerita ini kita temui banyak kandungan nilai, terutama nilai moral dan pendidikan. Sindiran-sindiran atau kritik-kritik sosial yang terdapat dalam kitab ini disampaikan secara halus dan cukup segar. Paling tidak, apa yang terkandung di dalamnya bisa dijadikan bahan renungan.
Daftar isi Novel :
1. Hikayat Singa dengan Lembu
2. Dimnah hendak menghadap Raja Singa
3. Dimnah di hadapan Raja Singa
4. Dimnah mengajak Syatrabah menghadap Raja Singa
5. Dimnah menjadi dengki kepada Syatrabah
6. Dimnah mempetenahi Raja Singa
7. Dimnah mempetenahi Syatrabah
8. Syatrabah dibunuh Raja Singa
9. Memeriksa perkara Dimnah
10. Hikayat Burung Dara
11. Hikayat Gagak dengan Burung Hantu
12. Hikayat Kera dengan Kura-Kura
13. Hikayat Pertapa dengan Cerpelai
14. Hikayat Tikus dengan Kucing Hutan
15. Hikayat Raja dengan Burung Kakaktua
16. Hikayat Singa dengan Srigala yang shaleh
17. Hikayat Raja Balad dengan Permaisuri Irah
18. Hikayat Singa Betina dengan Pemburu
19. Hikayat Orang Alim dengan Jamunya
20. Hikayat Musafir dengan Tukang Mas
21. Hikayat Anak Raja dengan Teman-temannya
22. Hikayat Burung Dara dengan Rubah dan Bangau
Klik icon "download" untuk mengunduh file.
Versi PDF (5 Bagian File)
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Versi DJVU (Single File, Indowebster's server)
Versi DJVU (Single Fle, Ziddu Server)