Penulis : Karl May
Terbit : Februari 2006
Judul Asli : -
Bahasa : Indonesia
Sinopsis : Winnetou adalah tokoh fiksi karangan Karl May (1842-1912) seorang pengarang Jerman yang bukunya paling banyak diterbitkan di sana (125 juta eks). Nama itu muncul untuk pertama kalinya pada 1875 dan berakhir pada 1912 ketika penciptanya meninggal.
Kepala suku Apache adalah buku pertama dari Tetralogi Winnetou karangan Karl May. Buku ini diterjemahkan dari naskah aslinya yang berbahasa Jerman, yang menyebabkan adanya perbedaan dengan buku-buku seri Winnetou yang pernah diterbitkan oleh Pradnya Paramita maupun Noordhoff-kolff yang menggunakan naskah dari bahasa Belanda.
Buku ini ditulis dengan cara seperti catatan perjalanan yang mengisahkan petualangan "saya"—alter ego dari Karl May, yang kelak akan dikenal dengan sebutan Old Shatterhand. Buku ini diawali dengan kata pengantar yang begitu menakjubkan dan merenyuhkan hati karena memaparkan fakta mengenai genosida secara apa adanya.
Ceritanya berawal dari awal kehidupan si "saya" di dunia baru, Amerika, sebagai guru dan kemudian berkat jasa dari Mr. Henry ia menjadi seorang surveyor. Tugasnya ini menuntutnya berada di daerah barat yang masih liar demi melakukan pengukuran tanah untuk rel kereta api yang akan dibangun. Karena keadaan di daerah barat yang pada saat itu masih berbahaya, ia dan rombongannya mendapatkan perlindungan dari para westmen berpengalaman seperti Sam Hawkens, Will Parker dan Dick Stone. Dari mereka inilah ia mendapatkan pelajaran mengenai keterampilan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di sana. Berbekal dengan ketajaman pikiran, kharisma, kelihaian menembak, keberanian, kekuatan fisik, dan senapan pembunuh beruang pemberian Mr. Henry, ia dengan cepat menguasai pelajaran-pelajaran dari Sam Hawkens dan membuat orang lain tercengang. Tapi ia juga diremehkan oleh orang-orang di unitnya, ia juga mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kepala bagiannya dan Mr. Rattler.
Masalah yang sebenarnya dimulai ketika ia bertemu dengan Intschu-Tsuna sang kepala suku agung Apache Mescalero, Winnetou putranya dan Klekih Petra yang datang untuk mempertahankan hak atas tanah mereka. Kunjungan damai yang mereka lakukan berakhir naas karena Mr. Rattler yang mabuk-mabukan membunuh Klekih-Petra, guru terkasih suku Apache. Karena ulah Mr. Rattler, Sam Hawkens terpaksa mencetuskan suatu strategi yang sangat cerdik dengan memanfaatkan permusuhan antara suku Kiowa dengan Apache untuk menyelamatkan mereka semua dan menjatuhkan sesedikit mungkin korban dari semua pihak.
Sejak saat itulah nama Old Shatterhand mulai termashyur, dengan kepandaian dan kehebatannya ia menaklukkan masalah demi masalah yang menghadangnya dan menyelamatkan nyawa teman-temannya. Nama Old Shatterhand sendiri berasal dari kepalan tangannya yang mampu merubuhkan orang hanya dengan sekali pukul.
Keadaan yang berbahagia dengan suku Apache tidak berlangsung selamanya, karena Old Shatterhand dan Winnetou harus berhadapan dengan suatu tragedi yang berdampak sangat besar pada diri mereka semua.
Dalam buku ini Karl May berhasil menggambarkan keindahan-keindahan geografis dan alam dari Amerika kala itu, ditambah lagi dengan ceritanya yang sungguh menarik dan berhasil membawa pembaca ke dalam dunia karangannya. Dari buku ini juga dapat dipelajari berbagai keunikan-keunikan dari kebudayaan "wild west", berbagai hal mengenai alam dan untuk bertahan hidup, strategi, dan ketajaman analisis. Selain itu, Winnetou juga sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan. Seolah-olah Karl May menggunakan ceritanya untuk menyebarluaskan nilai-nilai seperti perdamaian, persahabatan, pengampunan, kebijaksanaan, kepercayaan, religi, keberanian dan pertobatan. Walau nilai-nilai religi yang dimuat dalam Winnetou adalah nilai-nilai Kristen, tapi itu seharusnya tidaklah menjadi masalah karena yang dimunculkan adalah nilai-nilai universal yang ada dalam ajaran tiap agama.
Namun dalam penulisan buku ini dengan buku-buku selanjutnya ada perbedaan karena buku ini ditulis 14 tahun setelah buku-buku yang lainnya sehingga terdapat beberapa inkonsistensi. Penokohan karakternya pun baik hanya saja Old Shatterhand dalam buku ini digambarkan terlalu tangguh sebagai seorang pemula.
Patut dicatat bahwa Karl May adalah seorang penderita DID (Disassociative Identity Disorder) dan memiliki riwayat hidup yang cukup mengejutkan. Kerap kali hal itu memberikan nilai tambah tersendiri dalam buku ini karena Old Shatterhand diciptakan Karl May berdasarkan dirinya.
Klik icon "download" untuk mengunduh file.